Posts

ASPEK EKONOMI DAN SOSIAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PEDESAAN, PESISIR DAN PEDALAMAN

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak selalu mencerminkan distribusi pendapatan yang adil dan merata. Sebab, pertumbuhan ekonomi yang tinggi ini hanya dinikmati oleh sekelompok kecil masyarakat, seperti: masyarakat perkotaan, sedangkan masyarakat pedesaan atau pinggiran mendapat porsi yang kecil dan tertinggal. Kesenjangan di daerah ini semakin diperburuk karena adanya kesenjangan dalam pembangunan antar sektor, terutama antara sektor pertanian (basis ekonomi pedesaan) dan non-pertanian (ekonomi perkotaan). Ketidakberdayaan masyarakat pedesaan salah satunya akibat kebijakan yang mismatch di masa lalu, yaitu kebijakan yang melupakan sektor pertanian sebagai dasar keunggulan komparatif maupun kompetitif. Sesungguhnya pemberdayaan ekonomi masyarakat pedesaan bukan hanya bermanfaat bagi masyarakat pedesaan itu sendiri, tetapi juga membangun kekuatan ekonomi Indonesia berdasarkan kepada keunggulan komparatif dan kompetitif yang dimiliki Titik berat pembangunan jangka panjang adalah p

Kunci Keberhasilan Agribisnis Perkebunan

Jauh sebelum saudagar-saudagar Eropa datang di Indonesia, usaha perkebunan di dalam negeri sudah berkembang. Ketika itu, perdagangan rempah-rempah sudah memasuki pasar dunia melalui peran saudagar Cina dan Indonesia sendiri. Lalu, dalam zaman penjajahan, usaha perkebunan ini terus berkembang bahkan menjadi salah satu andalan ekonomi pemerintah kolonial Belanda. Begitu pula pada masa pendudukan Jepang: usaha ini tetap menjadi salah satu sumber pendapatan pemerintah negeri Sakura. Sebelum kemerdekaan, peta usaha perkebunan di Indonesia ini dikuasai perusahaan milik pemerintah Belanda, swasta Barat selain Belanda, serta swasta warga Cina dan Arab. Di awal kemerdekaan, perkebunan milik pemerintah Belanda beralih menjadi milik pemerintah Indonesia. Lalu pada 1957, perkebunan milik swasta dinasionalisasi. Namun demikian, dalam perjalanan panjang itu, perkebunan rakyat lebih cepat berkembang ketimbang perkebunan besar. Meski fakta lapangan menunjukkan bahwa perkebunan rakyat tumbuh dan

Pemerintah dan Agribisnis

Peranan pemerintah Indonesia dalam meningkatkan usaha agribisnis dari era orde baru hingga sekarang.Sebenarnya, keberhasilan Indonesia melakukan ekstensifikasi pertanian pada era Orde Baru tidak lepas dari keberhasilan program transmigrasi. Di mana perpindahan penduduk menjadi modal kerja utama sektor pertanian di luar Jawa. Namun, kebijakan transmigrasi itu sekarang tidak lagi berjalan. Masyarakat pun terkonsentrasi di Jawa. Sekitar 80 persen dari penduduk Sumatera yang bermigrasi, mereka menuju ke Jawa. Begitu pula 90 persen dari penduduk Kalimantan yang bermigrasi, mereka menuju ke Jawa. Dengan begitu, lahan-lahan pertanian baru tidak akan tercipta. Pertanian semakin dijauhi. Kalaupun ada pencetakan sawah baru, sangat kecil. Lemahnya komitmen pemerintah melakukan ekstensifikasi pertanian tampak dari kebijakan berbagai program subsidi sektor usaha agribisnis yang hanya fokus ke Jawa. Produktivitas tanaman padi di Papua, misalnya, hanya 2,9 ton per ha, Sulawesi Tenggara 3,7 ton,

Cara Petani Padi Atasi Perubahan Iklim

Cuaca basah yang terjadi tahun ini, menurut Ketua Umum Kontak Tani Nelayan Andalan Winarno Tohir bisa dimanfaatkan untuk menggenjot produksi pertanian khususnya beras. Namun upaya itu lanjutnya harus dibarengi dengan penyediaan infrastruktur seperti embung atau kolam penampungan air. “Dengan cara ini petani akan diuntungkan karena ada stok air dan kita tidak tahu ke depannya apakah musim akan basah atau kering,” ujarnya kepada Sinar Tani. Di balik itu menurut Winarno Tohir karena perubahan iklim saat ini yang cenderung basah, produksi padi banyak mengalami gangguan, seperti serangan hama penyakit dan banjir. “Hujan yang berkepanjangan memang menguntungkan dari sisi ketersediaan air, tetapi tidak bagus bagi produksi,” ujarnya pada Sinar-Tani. Musim basah lanjut Winarno menyebabkan tanah menjadi lembab. Kondisi ini makin mempermudah perkembangan hama dan penyakit. Seperti serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) tikus dan serangan hama wereng yang menyerang tanaman padi. Petani

Proyeksi Agribisnis 2011

Cuaca tak menentu, tahun depan, produksi beras dan kelapa sawit bakal tumbuh tipis Tahun ini, produksi beberapa komoditas agribisnis – seperti beras dan kelapa sawit – cenderung tertekan akibat cuaca yang sulit diprediksi. Kondisi ini mungkin tidak akan berbeda pada tahun depan. Meskipun produksi belum pulih, komoditas ini masih terbantu oleh harga yang cenderung terus naik. Menghadapi tahun depan, masih ada kekhawatiran bahwa cuaca tak bisa diprediksi. Kinerja produksi beberapa komoditas pun belum tentu pulih. Tapi, beberapa komoditas pertanian diyakini bakal tetap bertahan, bahkan boleh jadi bisa tumbuh. Ada dua komoditas pokok yang cukup menentukan sektor agribisnis saat ini. Yakni, beras dan minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO). Keduanya menjadi sorotan lantaran punya peranan vital. Produksi beras jelas menjadi salah satu ukuran ketahanan pangan negeri ini. Sedangkan CPO menjadi salah satu andalan ekspor dan mendatangkan devisa negara. Mari kita ulas satu per satu

DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP PERTANIAN

Perpaduan antara meningkatnya suhu rata-rata, siklus hidrologi yang terganggu sehingga menyebabkan musim kemarau lebih panjang dan musim hujan yang lebih intensif namun lebih pendek, meningkatnya siklus anomali musim kering dan hujan dan berkurangnya kelembaban tanah akan menganggu sektor pertanian.Perubahan iklim akan mempengaruhi hasil panen yang kemungkinan besar akan berkurang disebabkan oleh semakin keringnya lahan akibat musim kemarau yang lebih panjang. Pada skala yang ekstrem, berkurangnya hasil panen dapat mengancam ketahanan pangan. Selain itu, kebutuhan irigasi pertanian juga akan semakin meningkat namun disaat yang sama terjadi kekurangan air bersih karena mencairnya es di kutub yang menyebabkan berkurangnya cadangan air bersih dunia. Hal ini dapat berujung pada kegagalan panen berkepanjangan yang juga menyebabkan pasokan pangan menjadi sangat tidak pasti. Sektor pertanian perlu beradaptasi terhadap perubahan iklim karena seiring dengan semakin tingginya suhu

PENGANEKA-RAGAMAN PANGAN : PENGALAMAN 40 TAHUN DAN TANTANGAN KE DEPAN

Bayu Krisnamurthi PENGANEKA-RAGAMAN PANGAN : PENGALAMAN 40 TAHUN DAN TANTANGAN KE DEPAN Ketahanan pangan merupakan hal yang sangat strategis dan penting. Pangan adalah kebutuhan pokok sekaligus menjadi esensi kehidupan manusia, karenanya hak atas pangan menjadi bagian sangat penting dari hak azasi manusia. Disamping itu ketahanan pangan adalah bagian dari ketahanan nasional yang saat ini dinilai paling rapuh. Pembangunan ketahanan pangan di Indonesia telah ditegaskan dalam Undang-undang nomor 7 tahun 1996 tentang Pangan yang dirumuskannya sebagai usaha mewujudkan ketersediaan pangan bagi seluruh rurnah tangga, dalam jumlah yang cukup, mutu dan gizi yang layak, arnan dikonsumsi, merata serta terjangkau oleh setiap individu. Memperhatikan definisi tersebut, saat ini ketahanan pangan belum dicapai pada seluruh rurnah tangga walaupun pada tingkat nasional hasilnya telah lebih baik. Masih banyak rurnah tangga yang belum rnampu mewujudkan ketersediaan pangan yang cukup, terutama dalam hal mu